…. Cerpen …
“Pak, saya dengar dari kakak Pembina, akan ada Raimuna Nasional bulan Juli besok di Papua pak’ kata Astrid kepada bapaknya. ‘Raimuna itu apa sih, nak? Kok jauh-jauh di Papua, kalau cuma kemah kayak biasa mbok ya di lapangan kelurahan itu saja.’ jawab bapak sambil terus menggergaji kayu di belakang rumah. Astrid selalu terbuka terhadap bapaknya. Semenjak ibunya meninggal tiga tahun lalu, ia selalu membantu bapaknya menerima dan mengatur order yang masuk. Pak Jamil, ayah Astrid, berprofesi sebagai tukang kayu, namun berkat dukungan sebuah program pemerintah, ia membuka usaha meubel sederhana di rumahnya sendiri.
Kini Astrid duduk di kelas dua SMA. Astrid beruntung mendapatkan beasiswa untuk bersekolah di sebuah SMA terfavorit di kota itu. Ia memang tak selalu menjadi juara kelas, namun keaktifannya membuahkan prestasi-prestasi yang sangat membanggakan. Beberapa karya ilmiah remaja yang ia buat membawa piala baru untuk sekolah tersebut. Ada satu hal yang menarik dari gadis berambut panjang dan bermata indah ini, ia aktif di Pramuka.